Belajar Menghormati Bali, WNA Bulgaria Akui Salah dan Jalani Sanksi Adat
Post on 14 April 2025 | Dilihat 67 Kali
Badung – Pengalaman tak terlupakan dialami Bonislav Vasilev (33), warga negara Bulgaria yang sempat membuat keributan di Desa Adat Tumbak Bayuh, Mengwi, Badung, saat malam Pengrupukan, sehari menjelang Hari Raya Nyepi, Jumat (29/4/2025). Dalam kondisi mabuk, Bonislav dinilai tidak hanya melanggar norma hukum, tetapi juga melukai ketertiban adat saat masyarakat tengah melaksanakan upacara suci.
Namun Bali, tanah yang menjunjung tinggi harmoni, tidak semata membalas dengan amarah. Melalui proses hukum adat dan pendekatan restoratif, Bonislav diberi ruang untuk memahami, menyesali, dan memperbaiki.
Permohonan maaf pun disampaikan secara tertulis kepada Desa Adat Tumbak Bayuh. Kuasa hukum Bonislav, Wayan Mudita, menegaskan bahwa kliennya kini menyadari kesalahannya dan menerima sepenuhnya sanksi yang dijatuhkan oleh desa adat.
“Permintaan maaf ini adalah inisiatif pribadi dari Bonislav. Ia telah memahami nilai-nilai adat Bali dan menyatakan siap menjalani semua keputusan desa,” kata Mudita usai paruman adat, Kamis (10/4).
Desa Adat Tumbak Bayuh menerima permohonan maaf tersebut dengan syarat jelas: Bonislav wajib menjalani sanksi berdasarkan awig-awig dan pararem. Ia dikenai denda adat berupa 500 keping uang kepeng bolong atas pelanggaran pertama, dan 4.900 keping untuk pelanggaran kedua.
Lebih dari itu, sebagai bentuk pemulihan spiritual, Bonislav diwajibkan mengikuti upacara pemarisudha bhuwana atau penyucian bumi, yang telah dilaksanakan di desa setempat.
“Paruman desa menerima permohonan maaf itu, tetapi tetap harus dijalankan sanksi sesuai aturan adat kami,” ujar Bendesa Adat Tumbak Bayuh, Ida Bagus Gede Widnyana.
Kini Bonislav juga menghadapi proses hukum pidana karena membawa senjata tajam dan menyebabkan keributan. Namun proses adat telah menjadi pelajaran besar baginy, tentang pentingnya menghormati budaya, dan bahwa Bali bukan sekadar destinasi, tetapi tanah yang hidup dalam tatanan nilai luhur.
Kisah ini menjadi pengingat: Bali terbuka kepada siapa saja, tapi bukan untuk dilanggar. Menghormati adat bukan pilihan, melainkan syarat utama hidup berdampingan dengan damai.
https://wacanabali.com/2025/04/10/belajar-menghormati-bali-wna-bulgaria-akui-salah-dan-jalani-sanksi-adat/